TNI Angkatan Laut dalam melaksanakan tugas menegakkan kedaulatan dan hukum di perairan yurisdiksi nasional Indonesia berhasil menggangalkan peredaran narkotika lewat laut dan menemukan narkotika jenis heroin dalam jumlah puluhan kilogram.
“Dalam operasi tersebut, berhasil diamankan barang bukti berupa 84 kg kokain yang dikemas dalam 74 bungkus, dengan berat masing-masing antara 1,05 hingga 1,5 kg,” ungkap Laksamana Madya TNI Denih Hendrata dalam konperensi pers penemuan narkoba pada Kamis, 19 September 2024 di Mako Koarmada RI. Jalan Gunung Sahari, Jakarta Pusat.
Laksamana Madya TNI Denih Hendrata mengucapkan terima kasih kepada Panglima Koarmada 2, Koarmada 1, Badan Narkotika Nasional (BNN), dan seluruh pejabat
utama TNI serta instansi terkait yang terlibat dalam keberhasilan operasi ini.
“Keberhasilan ini merupakan hasil dari kerja sama yang baik antara berbagai pihak, termasuk informasi dari Badan Intelijen Strategis (BAIS), Polri, dan instansi lainnya di lapangan,” ujar Denih.
Denih juga menjelaskan bahwa ada dua kasus utama yang dibahas dalam konferensi pers ini, yaitu pengungkapan penyelundupan narkoba jenis kokain di Pulau Berhala dan sabu-sabu di peral Nunukan. Kedua kasus ini merupakan bukti betapa pentingnya sinergi antar instansi dalam upaya pemberantasan penyelundupan narkoba di Indonesia.
Dalam operasi yang dilakukan oleh Satgas Intelijen Maritim di wilayah Tanjung Balai Asahan, berhasil diamankan 74 bungkus kokain dengan berat total mencapai 84 kg. Barang haram ini diperkirakan berasal dari jaringan internasional yang masuk melalui jalur laut.
“Wilayah Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau memang sangat rentan terhadap penyelundupan narkoba. Tanpa kerja sama informasi dan operasi antar instansi, akan sulit untuk menghentikan upaya penyelundupan ini,” terang Denih.
Lebih lanjut, Denih menekankan bahwa Indonesia harus terus meningkatkan teknologi pengawasan dan memperkuat kerja sama regional untuk menghadapi tantangan ini.
“Dengan teknologi yang kita miliki dan kolaborasi dengan berbagai pihak, kita bisa lebih optimal dalam memantau dan menindak penyelundupan narkoba di wilayah.
Denih mengatakan bahwa Indonesia harus terus meningkatkan teknologi pengawasan dan memperkuat kerja sama regional untuk menghadapi tantangan ini.
“Dengan teknologi yang kita miliki dan kolaborasi dengan berbagai pihak, kita bisa lebih optimal dalam memantau dan menindak penyelundupan narkoba di wilayah perairan kita,” pungkasnya.