Jakarta–Kementerian Ketenagakerjaan mendorong Ikatan Pengusaha Kenshuusei Indonesia (IKAPEKSI) untuk terus memperkuat soliditas organisasinya. Dengan adanya soliditas yang kuat, diharapkan IKAPEKSI dapat terus memainkan peran setrategisnya sebagai mitra pemerintah dalam membangun SDM Kompeten.
Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (Binalavotas) Kemnaker, Agung Nur Rohmad, pada acara Pengukuhan dan Rakornas IKAPEKSI 2025, di Jakarta, Kamis (9/1/2025). Menurut Agung, keberadaan berbagai stakeholders ketenagakerjaan seperti IKAPEKSI sangat penting mengingat Indonesia tengah fokus dalam mengembangkan SDM.
“Kementerian Ketenagakerjaan melalui Ditjen Binalavotas terus berkomitmen untuk memperkuat pembangunan sumber daya manusia melalui pelatihan dan pemagangan, baik di dalam maupun luar negeri,” katanya.
Agung mengatakan, angkatan kerja yang produktif menjadi aset luar biasa untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi. Namun, potensi besar ini harus diiringi dengan langkah strategis yang tepat agar tidak menjadi beban.
“Pembangunan SDM adalah salah satu fokus pemerintah, dan Presiden dengan tegas telah mengarahkan agar pembangunan SDM tidak hanya fokus pada peningkatan keterampilan, tetapi juga pada pembangunan karakter, inovasi, dan daya saing,” katanya.
Agung mengatakan, sebagai salah satu instrumen pengembangan SDM, Pemagangan Luar Negeri dilaksanakan oleh perusahaan-perusahaan di luar negeri melalui kerjasama dengan IM Japan, LPK, dan perusahaan-perusahaan/instansi di dalam negeri, dan Sending Organization (SO/LPK) yang mengirimkan peserta magang ke luar negeri harus memiliki izin penyelenggaraan pemagangan luar negeri.
Selain memastikan komitmen Kemnaker yang akan terus memberikan dukungan pada Kerjasama pemagangan antara Indonesia dengan Jepang, Agung juga mengingatkan agar penyelenggaraan pemagangan harus memperhatikan prinsip-prinsip pemagangan yang berlaku secara universal.
“Pemagangan Jepang harus menjunjung tinggi prinsip-prinsip dan hak-hak dasar dalam dunia kerja bagi para peserta magang. Pelaksanaan pemagangan juga harus mempromosikan kesetaraan, menghargai keberagaman, dan inklusi sosial, serta jauh dari praktek diskriminasi, kekerasan, pelecehan, dan eksploitasi,” imbaunya.