CAPTION :
Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya, Tb Haeru Rahayu menghadiri sekaligus memberikan sambutan pada kegiatan Terminal Workshop TCP/INS/3903 Enhancing Preparedness and Response System On Aquatic Animal Disease to Support Blue Economy yang diselenggarakan di Kantor KKP, Jakarta (18/3). Terminal Workshop TCP/INS/3903 merupakan kerja sama antara Direktorat Jenderal Perikanan Budi Daya @budidayakkp dan Organisasi Pangan dan Pertanian Persatuan Bangsa-Bangsa (FAO).

Nasionalbiz.com Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Organisasi Pangan dan Pertanian Persatuan Bangsa-Bangsa (FAO) mengumumkan capaian keberhasilan Technical Cooperation Programme TCP/INS/3903 project Enhancing preparedness and response system on aquatic animal disease to support blue economy transformation.  

Keberhasilan dan pembelajaran Program Kerja Sama TCP/INS/3903 yang dilaksanakan sejak pertengahan 2023 hingga awal 2025 ini dilaporkan dalam lokakarya akhir proyek. Keberhasilan ini sekaligus menjadi momen dilakukan soft launching aplikasi Sicekatan (Sistem Pelaporan Cepat Penyakit Ikan).

Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya, Tb Haeru Rahayu menjelaskan bahwa proyek dua tahun TCP/INS/3903 ini sangat penting dalam mengimplementasikan salah satu kebijakan KKP yaitu pengembangan perikanan budi daya di laut, pesisir dan darat yang berkelanjutan berbasis ekonomi biru.

“Proyek kerja sama ini sangat mendukung sub sektor perikanan budi daya yang menjadi salah satu tulang punggung percepatan target swasembada pangan dan ketahanan pangan nasional,” kata Dirjen Tebe di Jakarta.

Dirjen Tebe menegaskan program ekonomi biru Menteri Sakti Wahyu Trenggono berhasil meningkatkan produksi ikan hasil budidaya di tahun 2024, yakni meningkat sebesar 13,64% dari tahun sebelumnya. Tantangan dalam produksi perikanan budidaya diantaranya serangan penyakit yang menginfeksi ikan berupa virus, bakteri, jamur maupun parasit. “Melalui kolaborasi kerjasama dengan FAO ini sangat membantu dalam meningkatkan kesiapsiagaan pengendalian penyakit ikan melalui peningkatan sistem tanggap darurat wabah penyakit ikan di Indonesia,” jelas Tebe.

Lanjut Tebe menyebutkan tiga output dari proyek kerja sama TCP/INS/3903 yaitu peningkatan kapasitas penilaian risiko guna meminimalisir risiko masuk dan tersebarkan penyakit ikan, penguatan kapasitas Pos Pelayanan Kesehatan Ikan dan Lingkungan Terpadu (POSIKANDU). Terakhir yaitu peningkatan keterampilan dan pengetahuan dalam perencanaan tanggap darurat penyakit ikan.

Direktur Ikan Air Laut Ditjen Perikanan Budi Daya KKP, Tinggal Hermawan menjelaskan beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan dalam pencapaian output pertama yaitu review dan updating aplikasi Indonesian aquatic animal disease alert system (IAADAS) dan software sistem monitoring penyakit ikan (SSMPI), pelatihan manajemen kesehatan ikan dan assessment posikandu.

Sementara kegiatan yang telah dilaksanakan dalam output kedua yaitu pelatihan petugas posikandu, sosialisasi AMU/AMR dan survey AMU serta surveilan AMR. Terakhir, beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan dalam mencapai output 3 yaitu penyusunan dokumen perencanaan kontijensi dan tindakan tanggap darurat enteric septicaemia of catfish dan streptococcis dan pelatihan (simulasi) tanggap darurat bagi gugus tugas tanggap darurat penyakit ikan.

“Capaian keberhasilan dari kerja sama TCP/INS/3903 adalah terlaksananya assessment POSIKANDU, tersedianya dokumen perencanaan kontijensi dan tindakan tanggap darurat untuk dua penyakit ikan yaitu enteric septicaemia of catfish dan streptococcis. Selain itu munculnya sistem informasi aplikasi SSMPI dan SICEKATAN versi web dan juga aplikasi SICEKATAN versi mobile. Aplikasi tersebut diharapkan dapat diakses pada minggu kedua April 2025,” jelas Tinggal.

Aplikasi Sicekatan

Salah satu capaian terbesar proyek ini adalah aplikasi Sicekatan yang berhasil memperbarui sistem peringatan dini penyakit ikan di Indonesia menjadi berbasis Android yang lebih modern, dibanding sebelumnya hanya berbasis layanan pesan singkat (SMS).

Melalui aplikasi Sicekatan, pembudidaya ikan dapat melaporkan gejala dan dokumentasi penyakit ikan dengan lebih mudah dan mendapatkan saran penanganan dengan cepat dan tepat dari gugus tugas tanggap darurat penyakit ikan. Jika diperlukan, sistem ini juga melibatkan pengujian laboratorium guna menghadirkan solusi penanganan yang lebih spesifik.

“Sebelumnya sistem peringatan penyakit yang berbasis SMS, data dari pembudi daya ikan mengenai kejadian penyakit ikan sangat terbatas. Melalui dukungan proyek kerjasama ini, sistem Sicekatan ini telah dioptimalkan menjadi sistem berbasis Android yang lebih mudah diakses dan praktis serta dilengkapi dengan lebih banyak informasi dan juga menu yang interaktif. Dengan begitu, diharapkan koordinasi dalam penanganan penyakit ikan oleh gugus tugas dapat menjadi lebih cepat,” kata Kepala Perwakilan FAO di Indonesia dan Timor-Leste, Rajendra Aryal.

Rajendra Aryal mengatakan proyek TCP/INS/3903 ini juga telah meningkatkan kemampuan dan pengetahuan garda terdepan di berbagai tingkatan, mulai dari pembudi daya hingga petugas lapangan POSIKANDU serta tim gugus tugas tanggap darurat dalam penanganan darurat penyakit ikan.

“Sebanyak 25 petugas Posikandu telah dibekali pelatihan dalam investigasi wabah, serta pengawasan dan pelaporan penyakit ikan. Selain itu, lebih dari 130 pembudidaya ikan, penyuluh perikanan, petugas laboratorium serta gugus tugas tanggap darurat telah ditingkatkan kapasitasnya terkait resistensi antimikroba (AMR), pengelolaan penyakit ikan serta penanganan tanggap darurat dan juga perencanaan kontijensi untuk penyakit ikan utamanya pada patin dan nila,” jelas Rajendra Aryal.

Sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mendorong produktivitas sektor perikanan dengan memasukkan pengembangan budidaya berkelanjutan di pesisir, darat, dan laut sebagai program prioritas KKP. Pengembangan perikanan budidaya untuk mendukung program ketahanan pangan, meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, serta menjaga keberlanjutan populasi perikanan di alam.

By Ari

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *