
Jakarta, 15 Mei 2025 – Dalam suasana penuh semangat dan kehangatan, sebuah forum lintas bangsa dan lintas agama telah diselenggarakan untuk menggali dan mengembangkan kembali warisan pemikiran dan perjuangan Presiden ke-4 Republik Indonesia, KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Acara ini dihadiri oleh tokoh-tokoh nasional dan internasional dari berbagai latar belakang, termasuk aktivis kemanusiaan, akademisi, pemimpin organisasi keagamaan, dan mitra institusi dari berbagai negara.
Salah satu tokoh utama dalam forum ini adalah Sohail Sattar Quraeshi seorang imam sekaligus aktivis kemanusiaan yang telah mengenal Gus Dur sejak tahun 1995. Dalam sambutan pembukaan, pembicara menyampaikan bahwa Sohail adalah sosok yang memiliki kedekatan personal dan intelektual dengan Gus Dur, bahkan telah menjadi penasihat pribadi beliau saat masih menjabat sebagai Presiden. Kehadiran beliau memberikan nilai tambah tersendiri dalam diskusi hari ini karena mampu memberikan wawasan langsung dari sumber utama.
Dalam forum ini juga dihadiri oleh tokoh-tokoh dari ISNU (Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama), sebuah organisasi keilmuan yang diisi oleh para cendekiawan dari universitas-universitas terbaik di Indonesia maupun dunia. ISNU disebut sebagai tempat berkumpulnya talenta terbaik bangsa yang siap berkontribusi bagi kemajuan Indonesia.
Dalam kesempatan ini Hery Haryanto Azumi Deputy-Chairman PP ISNU, M.A.Hamid, Ketua Umum PP ISNU yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI Mengapresiasi dan memberikan dukungan penuh terhadap terselenggaranya forum ini.
Dalam forum ini dibahas isu-isu menarik terkait isu global yakni Kemandirian finansial organisasi keagamaan, Konektivitas dengan sistem keuangan global, Penguatan peran Indonesia dalam inisiatif perdamaian dunia, Kolaborasi antaragama dan antarbangsa sebagai fondasi peradaban.
Forum ini juga dihadiri oleh para peneliti dari berbagai serta pakar dari bidang metalurgi, perdagangan, investasi, dan hubungan global. Semua ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi luar biasa untuk menjadi pusat peradaban dunia berbasis keragaman, toleransi, dan kolaborasi.
PB ISNU berharap forum ini tidak berhenti hanya pada hari ini, namun bisa dilanjutkan secara rutin dalam bentuk pertemuan bulanan atau dua mingguan yang fokus pada investasi, perdagangan, dan urusan global. Sehingga bisa menjadi sebuah inisiatif yang bisa menjadi bagian dari upaya membangun masa depan Indonesia yang lebih inklusif dan berperan aktif dalam kancah internasional.