Caption:

Peserta Shrimp Summit 2025 menikmati sajian udang dari tambak Budidaya Udang Berbasis Kawasan (BUBK) Kebumen, yang dipamerkan pada event internasional tersebut di Nusa Dua, Bali.

BALI, (26/6) – Kementerian Kelautan dan Perikanan memamerkan potensi pengembangan budidaya udang Indonesia pada acara Shrimp Summit 2025 yang berlangsung di Nusa Dua, Bali pada 23-25 Juni 2025. Udang hasil produksi Budidaya Udang Berbasis Kawasan (BUBK) Kebumen, dan indukan udang Nusa Dewa mencuri perhatian pada acara itu.

Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP, Tornanda Syaifullah memaparkan dalam rangka memenuhi persyaratan pasar global yang semakin ketat, KKP telah membangun modeling BUBK di Kebumen, Jawa Tengah dengan menerapkan cara budidaya yang baik dan modern, serta mengedepankan keseimbangan ekologi dan rantai produksi yang tertelusur.

Selanjutnya KKP menyiapkan pembangunan tambak budidaya udang skala industri di Waingapu Nusa Tenggara Timur seluas 2000 hektare.

“Kami berharap dengan terselenggaranya Shrimp Summit 2025, tidak hanya keindahan Bali yang dikenal luas di mancanegara, tetapi juga udang Indonesia yang mendunia, dan menjadi pilihan utama sumber protein global yang sehat dan ramah lingkungan,” ungkap Tornanda dalam siaran resmi KKP di Jakarta, Kamis (26/6).

Udang merupakan komoditas unggulan ekspor perikanan Indonesia. Pada tahun 2024, nilai ekspor udang Indonesia mencapai USD 1,68 miliar dengan volume 214,58 ribu ton. Capaian tersebut menempatkan Indonesia di peringkat ke-5 eksportir udang terbesar dunia dengan pangsa pasar 6,0%, di bawah Ekuador (25,0%), India (17,8%), Vietnam (10,8%), dan Tiongkok (7,5%). Pasar utama ekspor udang Indonesia adalah Amerika Serikat dengan kontribusi 63,7% dari total udang Indonesia, diikuti oleh Jepang.

Pamerkan Udang BUBK & Nusa Dewa

Staf Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Komunikasi Publik Doni Ismanto Darwin menambahkan, KKP mengoptimalkan acara Shrimp Summit 2025 untuk mempromosikan udang Indonesia ke stakeholder global, menggaet investor, serta menjaring kolaborasi inovasi teknologi budidaya udang.

Indonesia menurut Doni, memiliki potensi lahan hingga jumlah tenaga kerja yang memadai untuk mendukung kegiatan budidaya udang modern di Indonesia. Peserta Shrimp Summit sendiri berasal dari kalangan pelaku usaha, praktisi budidaya udang, peneliti, hingga perwakilan pemerintah dari berbagai negara.

“Kami menyiapkan udang hasil BUBK Kebumen untuk dinikmati para peserta, dan responnya positif menyebut rasanya yang manis dan enak. Kami juga mendatangkan udang Nusa Dewa dari Karangasem untuk ditampilkan pada acara ini,” ungkap Doni.

Udang Nusa Dewa merupakan inovasi induk udang vaname unggul yang dikembangkan Balai Produksi Induk Udang Unggul Dan Kekerangan (BPIU2K) Karangasem. Udang ini memiliki banyak keunggulan seperti lebih tahan terhadap serangan penyakit, pertumbuhan lebih cepat, hingga kapasitas reproduksi tinggi lebih dari 150 ribu larva per induk udang.

Bibit udang hasil indukan Nusa Dewa salah satunya dibudidayakan pada tambak-tambak BUBK Kebumen. Sedangkan BUBK Kebumen merupakan modeling kawasan budidaya udang modern yang dibangun KKP sebagai percontohan.

Sementara itu, President of The Center for Responsible Seafood (TCRS) George Chamberlain menyebut keberhasilan Indonesia mengembangkan indukan udang Nusa Dewa sebagai lompatan besar. Pengembangbiakan oleh indukan-indukan udang unggul merupakan faktor penting untuk meningkatkan performa maupun kapasitas budidaya.

Menurutnya Indonesia punya semua elemen yang dibutuhkan untuk menjadi produsen udang terbesar. Mulai dari kondisi alam, lahan, hingga sumber daya manusia yang yang banyak dan kompeten.

“Tidak ada yang dapat dilakukan dalam budidaya udang yang bisa menghasilkan peningkatan sebanyak 10 persen untuk setiap generasi, yakni sekitar satu tahun. Anda bisa melakukannya melalui pakan, anda bisa melakukannya di proses penetasan ataupun pengolahan, tetapi breeding atau pengembangbiakan adalah kuncinya,” ujar petinggi TCRS yang merupakan penyelenggara Shrimp Summit.

Selain memamerkan indukan udang Nusa Dewa dan udang hasil budidaya BUBK Kebumen, KKP turut menampilkan inovasi sistem ketertelusuran ikan Stelina serta sistem pengujian mutu hasil perikanan di Indonesia.

Sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menetapkan udang sebagai satu dari lima komoditas perikanan unggulan Indonesia. Dengan penetapan ini, KKP berkomitmen meningkatkan volume produksi udang dengan mengedepankan sistem modern ramah lingkungan.

By Ari

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *