AKBP dr. Arinando Pratama, Sp. An-Ti, MARS sebagai Kepala RS Bhayangkara Brimob) menjelaskan saat tanggal 1 September, sebanyak 57 orang siswa Pondok Pesantren Baitul Qur’an datang ke fasilitas pelayanan kesehatan dengan keluhan demam, pusing, muntah, dan diare (mencret). Dari jumlah tersebut, 31 orang siswa memerlukan perawatan inap, sementara 26 orang mendapatkan penanganan melalui rawat jalan. Gejala yang dialami diduga kuat berkaitan dengan konsumsi makanan tertentu.

Selanjutnya, pada tanggal 2 September, terdapat tambahan 9 orang siswa yang mengalami keluhan serupa dan juga harus menjalani perawatan inap. Pada hari yang sama, sebanyak 10 orang pasien yang sebelumnya menjalani rawat inap pada tanggal 1 September dinyatakan membaik dan diperbolehkan pulang untuk melanjutkan pemulihan dengan rawat jalan.

Kemudian, pada tanggal 3 September, kembali datang 2 orang siswa dengan gejala yang sama. Kedua pasien tersebut juga dilakukan rawat inap untuk mendapatkan pengawasan dan penanganan medis lebih lanjut. Sampai tanggal 3 September sebanyak 72 org telah ditangani di RS Bhyangkara Brimob dengan 42 menjalani rawat inap dan 30 orang menjalani rawat jalan. Selanjutnya sabanyak 10 orang yang menjalani rawat inap telah dipulangkan, sihangga saat ini tersisa 32 yang masih dirawat di RS Bhayangkara Brimob.

Rumah Sakit Bhayangkara Brimob telah berkoordinasi dengan Puskesmas Tugu dan Dinas Kesehatan Kota Depok terkait kejadian tersebut dan telah menyerahkan sampel muntahan pasien pada Dinas kesehatan melalui petugas Puskesmas Tugu, tambahnya.

Hingga saat ini, kasus tersebut masih dalam pemantauan dan evaluasi oleh tenaga kesehatan. Dugaan awal mengarah pada keracunan makanan, namun pemeriksaan lebih lanjut diperlukan untuk memastikan sumber penyebabnya, pungkas AKBP dr. Arinando Pratama, Sp. An-Ti, MARS (Kepala RS Bhayangkara Brimob).

By Ari

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *