Yogyakarta-Di Yogyakarta, sebuah komunitas lintas profesi terus bergerak senyap tapi pasti. Mereka bukan sekadar organisasi sosial—mereka adalah Lions Clubs, bagian dari jaringan internasional yang selama puluhan tahun mengabdikan diri untuk kemanusiaan. Di bawah bendera District 307 B2 Wilayah 3, yang mencakup Yogyakarta dan sekitarnya, para relawan ini percaya bahwa kebaikan hanya akan tumbuh jika dikerjakan bersama.

Global Membership Team Wilayah 3, Fransisca Diwati, mewakili Ketua Wilayah 3 Dwi Haroyah, memaparkan bahwa Lions International bekerja dengan delapan pilar kemanusiaan diantaranya lingkungan, kanker anak, diabetes, pengentasan masalah kelaparan, kesehatan mata, kepemudaan, pelayanan kemanusiaan, hingga penanggulangan bencana.

“Pilar kemanusiaan kami sangat luas. Berbagi dengan warga lanjut usia, donor darah, mengunjungi panti asuhan, memberikan beasiswa, memberikan pemeriksaan kesehatan gratis, penyuluhan lingkungan mengenai sampah —semua itu bagian dari misi kami. Target kami adalah menambah klub di wilayah ini dengan program yang smart supaya masyarakat mau bergabung,” ujarnya dengan penuh semangat.

Ketua Daerah 3A, Emma Zola, menegaskan bahwa pengabdian adalah nyawa dari setiap langkah mereka.

“Prioritas kami adalah melakukan kebaikan dan memberikan pelayanan kepada mereka yang benar-benar membutuhkan,” ucapnya singkat namun mantap.

Tantangan terbesar justru datang dari wilayah yang belum memiliki anggota. Mewakili clubs yang ada di wilayah 3, Presiden LCY Kencana Mataram, Dian Nutri J.S., bercerita tentang perjuangan membentuk klub di daerah seperti Pekalongan dan Semarang.
“Hampir tidak ada member di sana. Kami membentuk klub dari nol, menambah anggota di daerah terpencil. Butuh komitmen dan hati seorang Lions yang peduli. Sekali menjadi Lions, maka menjadi Lions seumur hidup,” tuturnya.

Kini, Lions International di Yogyakarta sudah berdiri selama 33 tahun. Mereka memiliki 25 club dengan total 300–400 anggota, dan tahun ini menargetkan 1.000 anggota. “Kalau kita saling bekerja sama dan berbagi informasi, target itu pasti bisa tercapai,” tambah Dian optimistis.

Di lapangan, pengabdian mereka nyata. Dalam keterangannya, sebagai contoh Juni lalu, Ketua Komite Marcomm District 307 B2, Tyas Santhi Fatmasari, memimpin bakti sosial berupa edukasi pilah sampah & pengadaan tempat sampah serta drop box “Lions Goes to School” di tiga Sekolah Dasar di Yogyakata, dan di bulan lalu, President Dian Nutri J.S. memimpin bakti sosial di Prambanan.
“Sebanyak 1.800 pasien mendapat pemeriksaan gigi, mata, diabetes, kolesterol, dan asam urat, hingga donor darah. Kami juga mengadakan lari bersama untuk menggalang dana bagi anak penderita kanker dan pembangunan rumah singgah,” jelas Tyas.

Fransisca Diwati percaya kreativitas adalah kunci agar pengabdian tidak berhenti. “Ke depan, kami akan membuat orkestra untuk charity. Harus kreatif supaya pesan kemanusiaan tetap sampai dan banyak orang mau ikut terlibat,” tambahnya.

Bagi Lions International, District 307 B2 Wilayah 3, kebaikan bukanlah agenda musiman. Agustus ini, mereka akan berangkat ke Surabaya untuk Rapat Kerja Kabinet, diiringi upacara bendera dan tabur bunga di Taman Makam Pahlawan—sebuah penghormatan bagi para pahlawan yang telah memberi arti pada kata pengabdian.

Di setiap langkah, mereka membawa satu pesan sederhana: hati yang tulus bisa membuat perubahan, apalagi jika digandeng bersama banyak tangan.

By Ari

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *